![]() |
Ilustrasi GoFood |
Assalamu'alaikum sahabat literasi. Semua kita pasti sudah mengetahui salah satu aplikasi terbesar dan terkenal di jagad maya salah satu diantaranya adalah YouTube. Masih terbersit dipikiran bahwa pada masa lalu sekitar era tahun sembilan puluhan hingga era millenium dua ribuan, belum adanya gawai canggih seperti hari ini. Dahulunya bagi mereka yang ingin mengakses internet bisa mendatangi warung internet atau biasa disebut dengan warnet. Situs yang paling banyak dikunjungi adalah YouTube, dimana kita dapat menonton berbagai macam video yang telah beredar, mulai dari musik, olahraga, berita, film, tayangan televisi, fashion style, life style, entertainment, seni, tutorial, budaya, eksplor wisata alam, informasi, tips, motivasi dan masih banyak lagi konten audio visual yang dapat kita tonton.
Seiring berjalannya waktu, tibalah saat ini kita berada dierah revolusi 4.0 atau sering disebut era millenial dimana kita disuguhkan dengan berbagai teknologi tercanggih setiap hari. Begitu juga dengan konten yang terdapat didalam tayangan YouTube. Dimasa kekinian ini, berbagai ide kreatif para konten kreator yang berekspresi dan berkarya menggunakan media YouTube. konten yang dibuatkan oleh Youtuber bervariasi sesuai dengan situasi dan kondisi mengikuti pertubuhan dan perkembangan zaman, mulai dari kuliner, travelling, game, cover lagu, entertainment, olahraga, review gadget, reaksi, parodi, tutorial make up, fakta-fakta tertentu, social experiment, hingga prank dan masih banyak konten lainnya.
Berbagai niatpun bervariasi disampaikan oleh YouTuber dalam video opening sebelum memulai aksinya. Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan adanya hastag atau tanda pagar yang bertuliskan #saynotoprank. Lebih dari sepuluh ribu status media sosial menggunakan tanda pagar ini. Kita tonton dan saksikan sendiri dimana kini sedang marak-maraknya atau viral para YouTuber membuat konten video yang dirasa tidak terpuji dan tidak manusiawi demi kepentingan mencari dan membutuhkan subscribe agar videoanya trending topik, viral dan mendapat penghargaan dari salah satu perusahaan terbesar di dunia ini. Ada juga para YouTuber yang membuat sebuah konten dengan mengajak pacarnya atau istrinya berhubungan badan (wikwik) walaupun tidak sampai namun akses untuk nonton video ini dapat dibuka oleh anak-anak dibawah umur. Aku juga menyaksikan konten dimana YouTuber menggunakan jaket ojek online merasa pesanan yang ia bawa dibatalkan oleh orang lain padahal memang tidak ada yang memesan, kemudian ia pura-pura mendekati seorang wanita, mengambil hati si wanita agar bersedia membeli makanan tersebut tapi dengan harga tinggi dan makan berdua. Aku tidak mengetahui apakah YouTuber ini mengembalikan uang wanita tersebut atau tetap mengambilnya hanya mereka dan Tuhan yang lebih mengetahui, setidaknya ini perbuatan yang dapat menjatuhkan harkat, martabat dan harga diri dan nama baik pengendara juga perusahaan ojek online.
Membuat sebuah karya video tentu tidak dilarang selama masih berada dalam koridornya, sesuai usia penontonnya dan tidak bertentangan dengan udang-undang Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Dewasa ini menjadi sebuah tren dan kebanggaan masyarakat terutama dalam mengisi konten video yang akan di upload ke YouTube dan media sosial lainnya. Apabila sebuah karya mempermainkan perasaan seseorang tentu sangat tidak bagus. Contoh nyata hal ini dapat kita saksikan bahwa YouTuber membuat ide membatalkan (cancel) pesanan untuk video prank demi mendapatkan subscriber. Ini tentu sebuah tindakan yang tidak terpuji dan tidak memiliki perasaan, walaupun pada akhirnya si pembuat video tetap akan membeli orderan makanan tersebut, memberi bintang lima pada aplikasi, bahkan melebihkan uang kepada pengendara ojek online tersebut, namun tidak akan mengobati perasaan mereka karena merasa dipermainkan. Dalam kaidah agama manapun, beramal ibadah tidak harus dipublikasikan kepada masyarakat karena bersifat ibadah dan privasi, namun hal yang dilakukan oleh para konten kreator pada video YouTubenya beramal berkedok pembatalan pesanan makanan.
Disebuah video yang diposting oleh @radenrauf memperlihatkan pengakuan salah seorang pengendara ojek online yang mengatakan bahwa perbuatan itu sangat tidak manusiawi karena mempermainkan perasaan pengendara ojek online dimana makanan yang dipesan tersebut ditanggulangi dengan memakai uang pribadinya bahkan jika uang tidak cukup, mereka berusaha patungan demi memuaskan para pelanggan. Setelah uang pesanan tersebut telah diterima, mereka mengembalikan lagi uang yang telah dipinjam kepada temannya saat akan memesan makanan.
Kita dapat mengambil hikmah atau pelajaran berharga bahwa, mari kita sama-sama saling menghargai perasaan saudara kita sesama manusia. Mereka butuh uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, kitapun juga demikian, butuh biaya untuk mencukupi kebutuhan. Bisa dibayangkan, seandainya kita berada diposisi mereka atau suatu saat nanti kita juga ditipu oleh orang lain dengan cara yang berbeda. Dalam tayangan video tersebut, ada pengendara yang sampai menangis karena merasa ditipu oleh pemesan makanan yang harganya kisaran lima ratus ribu sampai satu juta rupiah.
Pelajaran yang dapat kita ambil diantaranya adalah jangan sampai kita ditunggu lama oleh ojek online walaupun pelayanan mereka sangat baik kepada kita karena mereka juga manusia yang memiliki perasaan sama seperti kita, mari kita saling mempermudah dengan memberikan alamat yang jelas agar pengendara ojek online datang tepat waktu, usahakan mempersiapkan minuman kepada ojek online yang telah berjasa membantu kita membelikan pesanan kesukaan kita, mengucapkan terima kasih merupakan ucapan yang sangat simpel namun sangat berkesan dihati, berikan saja bintang lima agar mereka semangat bekerja, hargai waktu dan tenaga mereka karena bukan hanya kita yang memiliki urusan di dunia ini. Semoga kita lebih arif dan bijaksana dalam bertindak dan bersikap.
Salam Kreatif, Salam Literasi
Muhammad Harizon untuk Literasi Sumatera Barat
Mantap bang...
ReplyDeleteAlhamdulillah Sani
DeleteKasian kt ta Zon..mereka mencari nafkah utk anak istrinya malah dianiaya.
ReplyDeleteIya ibuku. Kita harus bersuara utk menghentikan video YouTuber agar tdk ada pihak yg dirugikan.
DeleteKeren zon.. Lanjutkan
ReplyDeleteAyo mari sama2 bijak menggunakan media sosial ya
ReplyDeleteCerdas bermedia sosial ..
ReplyDeleteSemua demi konten , semua hal di lakukan demi konten , demi mendapatkan viewers yang banyak, demi meraih kesuksesan dengan ke viral an yang kadang terlalu berlebihan dan nggak bermutu
ReplyDeleteshame on this !!
Semoga orang orang baik yang memberikan konten ataupun penikmat konten bisa memilih mana yang pantas untuk di tonton atau tidak. Semoga mereka lebih bisa cerdas dan bermutu
Ngeprank kalo untuk hiburan sih gkpp alias pranknya sudah dimanipulasi atau dari si korban dan si pelaku prank sudah berkomunikasi terlebih dahulu seperti channel content creator, Agung Hapsah. Namun jika prank dilakukan oleh pelaku tanpa ada manipulasi cerita yang telah dibuat antara si pelaku prank dan korban, maka tentu saja ini akan berakhir dengan sesuatu yang berakibat fatal, seperti korban merasa trauma, kemudian korban merasa harga dirinya dijatuhkan, dan masih banyak lagi sisi negatif nya jika content creator ngeprank tanpa ada manipulasi cerita. Terima kasih mas atas informasinya.
ReplyDeleteMantap zon
ReplyDeleteBenar sekali da Gindo. Kalau ada juga yang nekad, berarti sudah tidak ada empatinya tu orang
ReplyDelete