Menu
Muhammad Harizon

Pantun Nasehat Gusmita Safitri.

Swafoto Gusmita Safitri

Assalamu'alaikum. Hey sobat literasi.
Selamat datang ya di blog aku www.harizon.my.id berisi konten tulisan semua yang berhubungan dengan literasi. Kali ini aku ingin berbagi beberapa pantun nasehat yang dibuat oleh salah seorang penulis muda asal Pandai Sikek, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Pantun ini merupakan sayembara pantun yang beliau ikuti dan sudah diterima panitia dikumpulkan dalam bentuk buku 1000 pantun nasehat dan akan dilaunching pada bulan Juli 2020 dengan diikuti oleh penyair Asia Tenggara.


PANTUN NASEHAT GUSMITA SAFITRI


Baju kurung banyak kancing,
dibelakangnya ada kupnat.
Jangan percaya pada tubuh asing,
siapa tahu ia penyebar melarat.


Di jalanan ada tukang jamu,
ia membawa bekal untuk bertahan.
Wanita harus dijaga dengan ilmu,
agar bumi tak dikutuk tuhan.


Tukang becak memikul beban ringan,
diantar ke rumah pak camat.
Mempergunakan alam tak boleh sembarangan,
supaya mayat mati terhormat.


Ia bernyanyi berlantang suara,
berdoa penuh harap.
Yakinlah hari tuamu bakal sengsara,
jika sosial media sepanjang hari kau lahap.


Di lautan tempat berlayar kapal,
di udara tempat terbang pesawat.
Bila ilmu kamu masih sejengkal,
jangan buat perpecahan ummat.


Tidur burung dalam sarang,
letaknya diatas dahan.
Pemimpin harusnya tak berhutang,
sebab rakyat butuh makan.


Daun sinkong menari riang,
disaksikan oleh langit biru.
Jika tidak mau dunia ini berperang,
jangan menawarkan diri jadi peluru.


Kue ulang tahun dipasangkan lilin,
piringnya mengkilat putih.
Hendaknya dari dini tingkatkan disiplin,
biar masa depan segera diraih.


Dihalaman si adik bermain karet,
dirumah si kakak membuat kebab.
Jadi pengajar jangan hanya untuk pengisi dompet,
kelak di akhirat dimintai tanggung jawab.


Mencuci baju menggunakan sabun,
dibilas menggunakan air kran.
Tidak ada salahnya kita berpantun, 
mengingatkan manusia kembali pada kebenaran.



Pertemuan aku dengan Gusmita Safitri.



Gusmita Safitri dengan dua karya terbaiknya
(Kembali Dari Masa Lalu dan Diary Cumi-cumi).



PROFIL PENULIS.

GUSMITA SAFITRI,  lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada Rabu, 25 agustus 1999. Sekarang ia bernaung di Kenagarian Pandai Sikek, Kec. X Koto, Kab. Tanah Datar, Padang, Sumatera Barat. Ia seorang Mahasiswi di sebuah Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat jurusan Administrasi Rumah Sakit. Ia menyukai dunia menulis semenjak masih berada dibangku SMP/ MTSD  di Pandai Sikek yang pada saat itu masih dalam bentuk coretan diary.

Buku perdananya berjudul “Kembali Dari Masa Lalu” ( Erka Puplishing : 2019).  Dan buku keduanya adalah “Diary Cumi Cumi “ (FAM Puplishing : 2019) .Adapun beberapa puisi yang telah terbit “FAM Puplishing ; Setangkai Padi yang Merunduk (Dibalik Pelepah Hijau Tak Berpucuk), MEDIA Sualla ; Sejuta sajak (Biarkan Saja Mawarku Layu)”. Ig : Gusmitasafitri Fb: gusmita safitri, No handphone ; 082386183654 , email : gusmitasafitri99@gmail.com


Demikian sedikit pantun nasehat yang insyaAllah sangat bermanfaat buat kita semua. Jika sobat memiliki pantun nasehat lainnya, silahkan bagikan di kolom komentar ya !, sekaligus jika ada kritikan saran dan masukan yang membangun boleh juga sobat bikin di kolom komentar. 

Terima Kasih.
Salam Literasi. 





No comments